Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun, 70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan perokok pasif. ( www.google.com)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) didirikan pada tahun 1948 sebagai badan khusus Perserikatan Bangsa-bangsa. Dengan anggotanya yang hampir mencapai dua ratus negara, badan tersebut melaksanakan program-program berskala dunia untuk mencegah dan melenyapkan penyakit. Tetapi, misi WHO melangkah lebih jauh dari sekedar pengobatan terhadap penyakit jasmani.. Tujuannya adalah “pencapaian tingkat kesehatan yang tertinggi untuk seluruh umat manusia di dunia”, dimana kesehatan didefinisikan sebagai “kesejahteraan yang seutuhnya baik fisik, mental maupun sosial". (www.google.com)
Pencapaian
Setelah bertahun-tahun, WHO secara terus-menerus mencari cara untuk mencapai tujuannya. Prestasi penting yang pertama adalah memberantas penyakit cacar, yang sejak lama dianggap sebagai penyakit infeksi paling mematikan. Cacar telah menyebabkan jutaan kematian dan banyak penderitaan selama berabad-abad. Tetapi, WHO menyusun program untuk memberantas penyakit tersebut. Petugas-petugas WHO pergi ke berbagai negara untuk mengelola program vaksinasi secara besar-besaran. Sebagai hasilnya, penyakit cacar berhasil dilenyapkan pada tahun 1977. Sejak saat itu, WHO mengalihkan perhatian kepada penyakit-penyakit lainnya seperti penyakit polio dan kusta, dimana sekarang ini penyakit-penyakit tersebut telah hampir selesai diberantas.
Selain memerangi penyakit, WHO telah berperan utama dalam mempromosikan ke seluruh dunia program-program kesehatan dan pencegahan penyakit. Melalui kerja sama dengan rekan-rekan di bidang penelitian kesehatan, WHO mengumpulkan data kebutuhan dan kondisi kesehatan secara global, khususnya di negara-negara berkembang. Salah satu prakarsa terbaru adalah Strategi Global dalam Pola Makan, Aktifitas Fisik dan Kesehatan. Proyek ini, diberi mandat oleh Majelis Kesehatan Dunia pada bulan Mei 2002, berkembang melalui penemuan bahwa semakin banyak orang di negara berkembang menderita penyakit kronis.
Meningkatnya urbanisasi memainkan peran yang besar dalam mengubah kondisi kesehatan di antara penduduk negara-negara berkembang. Selain itu, telah lama diketahui bahwa penduduk kota lebih suka mengkonsumsi makanan yang padat energi yang mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi dan karbohidrat yang telah diproses. Bagi para penduduk pendatang yang miskin, perubahan tiba-tiba pada pola makan, bersamaan dengan peralihan ke gaya hidup menetap, telah berdampak meningkatnya masalah-masalah kesehatan kronis seperti penyakit hati, diabetes, serangan jantung, kanker dan penyakit pernapasan. Namun demikian, faktor-faktor terbesar yang menyebabkan kondisi ini - tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi, peningkatan berat tubuh dan kurangnya olah raga – sebagian besar dapat dicegah.
Penelitian yang dilakukan setelah Majelis Kesehatan Dunia dibentuk, menemukan bahwa pola makan dan olah raga merupakan elemen kunci dalam memerangi faktor-faktor resiko ini. Sebagai contoh, pola makan yang kaya akan buah-buahan dan sayur-mayur, yang mengandung gizi yang meningkatkan sistem kekebalan, mempertinggi pertahanan alami tubuh untuk melawan penyakit infeksi. Secara spesifik, rekomendasi-rekomendasi berikut dibuat oleh WHO untuk melindungi kesehatan:
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan.
Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria[rujukan?]. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.
Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas.
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:
- Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40%
- Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100%
- Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).(www.google.com)